Jakarta - Realisasi subsidi listrik di 2010 lalu melewati batas anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 55,1 triliun. Namun perhitungan realisasi antara Kementerian Keuangan dengan Kementerian ESDM ternyata berbeda sangat besar.
Kementerian ESDM sebelumnya mengatakan, realisasi subsidi listrik di 2010 mencapai Rp 62,8 triliun atau bengkak Rp 7,7 triliun dari anggaran yang telah ditetapkan.
Sementara Kementerian Keuangan melalui Kepala Pusat Kebijakan APBN Askolani mengungkapkan realisasi subsidi listrik di 2010 mencapai Rp 57,6 triliun atau bengkak Rp 2,5 triliun dari anggaran yang ditetapkan.
Askolani mengatakan perbedaan ini nantinya akan ditentukan oleh hasil audit yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Yang di ESDM kemungkinan adalah tagihan (subsidi listrik) di 2010. Kalau di Kemenkeu adalah realisasi yang dibayar dari APBN tahun 2010. Kalau ada plus minus akan ditentukan oleh hasil audit BPK," ujar Askolani kepada detikFinance, Rabu (5/1/2011).
Perbedaan perhitungan antara kedua kementerian ini cukup besar yakni mencapai Rp 5,2 triliun.
Namun alasan yang dipakai keduanya mengenai lonjakan subsidi ini mirip-mirip. Kementerian ESDM mengatakan subsidi listrik membengkak karena konsumsi yang meningkat serta pasokan gas ke PLN yang tak sesuai harapan. Kemudian juga molornya pembangunan pembangkit-pembangkit listrik.
Dari Kementerian Keuangan juga dikatakan, realisasi subsidi membengkak karena kenaikan tarif dasar listrik (TDL) tidak sesuai dengan yang direncanakan. "Pada APBN-P 2010 kenaikan TDL direncanakan 15%, tapi realisasinya hanya 10%," ujar Askolani.
Untuk menutupi kelebihan subsidi listrik ini, Askolani menyatakan pemerintah akan menggunakan Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) APBN-P 2010 sebesar Rp 47,1 triliun.
dumber:detik.com
Kementerian ESDM sebelumnya mengatakan, realisasi subsidi listrik di 2010 mencapai Rp 62,8 triliun atau bengkak Rp 7,7 triliun dari anggaran yang telah ditetapkan.
Sementara Kementerian Keuangan melalui Kepala Pusat Kebijakan APBN Askolani mengungkapkan realisasi subsidi listrik di 2010 mencapai Rp 57,6 triliun atau bengkak Rp 2,5 triliun dari anggaran yang ditetapkan.
Askolani mengatakan perbedaan ini nantinya akan ditentukan oleh hasil audit yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Yang di ESDM kemungkinan adalah tagihan (subsidi listrik) di 2010. Kalau di Kemenkeu adalah realisasi yang dibayar dari APBN tahun 2010. Kalau ada plus minus akan ditentukan oleh hasil audit BPK," ujar Askolani kepada detikFinance, Rabu (5/1/2011).
Perbedaan perhitungan antara kedua kementerian ini cukup besar yakni mencapai Rp 5,2 triliun.
Namun alasan yang dipakai keduanya mengenai lonjakan subsidi ini mirip-mirip. Kementerian ESDM mengatakan subsidi listrik membengkak karena konsumsi yang meningkat serta pasokan gas ke PLN yang tak sesuai harapan. Kemudian juga molornya pembangunan pembangkit-pembangkit listrik.
Dari Kementerian Keuangan juga dikatakan, realisasi subsidi membengkak karena kenaikan tarif dasar listrik (TDL) tidak sesuai dengan yang direncanakan. "Pada APBN-P 2010 kenaikan TDL direncanakan 15%, tapi realisasinya hanya 10%," ujar Askolani.
Untuk menutupi kelebihan subsidi listrik ini, Askolani menyatakan pemerintah akan menggunakan Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) APBN-P 2010 sebesar Rp 47,1 triliun.
dumber:detik.com
Sun Mar 23, 2014 6:22 pm by marshallone
» Download link
Sun Mar 23, 2014 6:20 pm by marshallone
» cara download youtube
Sun Mar 23, 2014 6:20 pm by marshallone
» Jalan-jalan yuk ke objek wisata Curug Cimahi.
Sun Mar 23, 2014 6:11 pm by marshallone
» Peraturan Forum
Sun Mar 23, 2014 6:10 pm by marshallone
» kumpulan foto2 polwan cantik
Sun Mar 23, 2014 6:08 pm by marshallone
» guru tolol murid goblok
Fri Mar 21, 2014 2:30 pm by marshallone
» Kendaraan Di Surga
Fri Mar 21, 2014 2:28 pm by marshallone
» Serahkan Semua ini Pada yang Di Atas
Fri Mar 21, 2014 2:28 pm by marshallone